Tajuk : 40 Nasihat Memperbaiki Rumahtangga berdasarkan al-Qur'an & al-Sunnah
Oleh : Syaikh Muhammad Soleh al-Munajjid
Editor : Abu Nashiruddin Dzul Riyhayn bin Abdul Wahab
Editor : Abu Nashiruddin Dzul Riyhayn bin Abdul Wahab
Muqaddimah
إن الحمد لله نحمده ، و نستعينه ، ونستغفره ، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ، ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ، ومن يضلل فلا هادي له ، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له .وأ شهد أ ن محمداً عبدُه و رسولُه Rumah adalah tempat kenikmatan/ketenangan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
والله جعل لكم من بيوتكم سكنا
“Dan sesungguhnya Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal...” [An-Nahl: 80]
Ibnu Katsir rahimahullah berkata:
“Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan kesempurnaan nikmat-Nya atas hamba-Nya, dengan apa yang Dia jadikan bagi mereka rumah-rumah yang merupakan tempat tinggal mereka. Mereka kembali kepadanya, berlindung dan memanfaatkannya dengan berbagai macam manfaat.”
Banyak sekali kegunaan rumah bagi seseorang. Ia adalah tempat makan, tidur, istirehat, dan berkumpul dengan keluarga, isteri dan anak-anak, juga tempat melakukan aktiviti yang paling peribadi/tertutup oleh ahli anggota keluarga.
Allah berfirman:
Ibnu Katsir rahimahullah berkata:
“Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan kesempurnaan nikmat-Nya atas hamba-Nya, dengan apa yang Dia jadikan bagi mereka rumah-rumah yang merupakan tempat tinggal mereka. Mereka kembali kepadanya, berlindung dan memanfaatkannya dengan berbagai macam manfaat.”
Banyak sekali kegunaan rumah bagi seseorang. Ia adalah tempat makan, tidur, istirehat, dan berkumpul dengan keluarga, isteri dan anak-anak, juga tempat melakukan aktiviti yang paling peribadi/tertutup oleh ahli anggota keluarga.
Allah berfirman:
وقرن في بيوتكن ولا تبرجن تبرج الجاهلية الأولى
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu.” [Al-Ahzab: 33]
Jika kita renungkan keadaan orang-orang yang tidak memiliki rumah, yakni orang-orang yang hidup di rumah-rumah perlindungan, atau di tepi-tepi jalan serta para pelarian yang terusir di perkemahan perkemahan sementara, nescaya kita benar-benar sedar akan nikmatnya memiliki rumah/tempat. Tentu kita akan tersentuh dan sedih mendengar orang misalnya dia mengatakan: “Saya tidak punya tempat tinggal tetap, terkadang saya tidur di rumah si Fulan, terkadang di kedai kopi, kebun atau di pantai, dan aku menyimpan pakaianku di dalam kereta.”
Dengan demikian kita pun akan memahami makna kesusahan kerana tidak memiliki tempat tinggal atau rumah. Ketika Allah menyeksa orang-orang Yahudi Bani Nadhir, Allah mengambil daripada mereka nikmat rumah ini, Allah mengusir mereka dari kampung halaman mereka.
Allah berfirman:
“Dialah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara Ahli Kitab dari kampung-kampung pada saat pengusiran pertama kali.” [Al-Hasyr: 2]
Kemudian firman-Nya:
“Mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang beriman. Maka ambillah (kejadian itu) untuk pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan.” [Al-Hasyr: 2]
"Apakah Cara-Cara Untuk Memperbaiki Rumahtangga Muslim?"
Allah berfirman:
“Dialah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara Ahli Kitab dari kampung-kampung pada saat pengusiran pertama kali.” [Al-Hasyr: 2]
Kemudian firman-Nya:
“Mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang beriman. Maka ambillah (kejadian itu) untuk pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan.” [Al-Hasyr: 2]
Sebab-Sebab (Mengapa) Seorang Muslim Perlu Melaksanakan Penambah-baikan di dalam Rumahnya
• Menjaga diri dan keluarga dari api Neraka jahannam dan selamat dari seksa yang menyala-nyala.
Allah berfirman:
يا أيها الذين آمنوا قوا أنفسكم وأهليكم نارا وقودها الناس والحجارة عليها ملائكة غلاظ شداد لا يعصون الله ما أمرهم ويفعلون ما يؤمرون
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu-bata, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” [At-Tahrim: 6]
• Besarnya tanggungjawab yang dibebankan terhadap pemimpin rumah di hadapan Allah pada Hari Perhitungan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala akan meminta pertanggung-jawaban kepada setiap pemimpin atas apa yang dipimpinnya, apakah ia menjaga kepemimpinannya atau melalaikannya, sehingga seorang lelaki ditanya tentang anggota keluarganya.”
[Hadits Hasan, diriwayatkan oleh An-Nasa’i dalam Isyratun Nisaa’, hadits no.292 dan Ibnu Hibban dari Anas dalam Shahihul Jami’, no.1775; As-Silsilah Ash-Shahihah no.1636]
Rumah adalah tempat menjaga diri dan keselamatan dari berbagai kejahatan dan menolak dari bahaya manusia lain; rumah adalah tempat perlindungan ketika terjadi fitnah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Beruntunglah orang yang menguasai lisannya dan lapang rumahnya serta menangis atas kesalahannya.”
[Hadits Hasan, diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jamul Ausath dari Tsauban dan terdapat dalam Shahihul Jami’, no.3824]
Dan baginda bersabda:
“Lima perkara yang barangsiapa mengerjakan salah satu daripadanya maka ia akan mendapat jaminan dari Allah. Iaitu : orang yang menjenguk orang sakit, orang yang pergi berperang, atau orang yang masuk kepada pemimpinnya dengan maksud menegurnya atau mengingatkannya, atau dia duduk di rumahnya sehingga orang-orang selamat dari (ganggguan)nya dan ia selamat dari (gangguan) mereka."
[Hadits riwayat Ahmad (5/241)]
Dan baginda bersabda:
“Keselamatan seseorang dalam fitnah iaitu dia sentiasa mendiami rumahnya.”
[Hadits Hasan, diriwayatkan oleh Ad-Dailami dalam Musnadul Firdaus dari Abu Musa; terdapat dalam Shahihul Jami’ no.3543, dan lafazh dalam Sunan oleh Ibnu Abi ‘Ashim, no.1021. Dalam takhrij ia mengatakan: “Hadits ini shahih."]
Orang muslim akan merasakan faedah ini ketika ia dalam keadaan terasing, saat dia tidak mampu mengubah kemungkaran-kemungkaran yang ada, maka dia memiliki tempat berlindung ketika kembali ke rumahnya. Rumah itu akan menjaga dirinya dari perbuatan dan pandangan yang dilarang, menjaga isterinya dari tabarruj (mempamerkan kecantikan dan hiasan) serta menjaga anak-anaknya dari teman-teman yang jahat.
• Sesungguhnya sebahagian besar manusia menggunakan waktunya di dalam rumah, terutama pada musim panas dan dingin yang menyengat, pada musim hujan, permulaan dan akhir siang, ketika selesai dari kerja atau sekolah, kerana waktu-waktu tersebut semestinya digunakan dalam
ketaatan, jika tidak tentu akan habis untuk melakukan hal-hal yang dilarang.
• Ini yang terpenting, bahawa memberikan perhatian terhadap rumah merupakan cara yang paling berkesan untuk membangun masyarakat muslim. Kerana sebuah masyarakat ini terdiri dari rumah-rumah.
Rumah-rumah adalah unsur dasar suatu masyarakat. Rumah-rumah itu membentuk suatu perkampungan dan perkampungan-perkampungan itu adalah masyarakat. Jika unsur dasarnya baik, nescaya akan kuatlah masyarakat kita dengan hukum-hukum Allah, tegar dalam menghadapi musuh-musuh Allah, memancarkan kebaikan dan tidak menimbulkan kejahatan. Dari sebuah rumah yang Islami akan lahir tunjang-tunjang pembaikan dalam masyarakat, berupa pendakwah-pendakwah yang teladan, penuntut ilmu, mujahid yang sesungguhnya, isteri yang solehah, ibu yang penyayang dan lain-lain jenis pembaharu.
Jika sedemikian penting permasalahan tersebut, sementara rumah-rumah kita penuh dengan kemungkaran dan kelalaian, meremehkan dan melampaui batas, maka dari sini timbul tanda tanya besar:
Allah berfirman:
يا أيها الذين آمنوا قوا أنفسكم وأهليكم نارا وقودها الناس والحجارة عليها ملائكة غلاظ شداد لا يعصون الله ما أمرهم ويفعلون ما يؤمرون
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu-bata, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” [At-Tahrim: 6]
• Besarnya tanggungjawab yang dibebankan terhadap pemimpin rumah di hadapan Allah pada Hari Perhitungan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala akan meminta pertanggung-jawaban kepada setiap pemimpin atas apa yang dipimpinnya, apakah ia menjaga kepemimpinannya atau melalaikannya, sehingga seorang lelaki ditanya tentang anggota keluarganya.”
[Hadits Hasan, diriwayatkan oleh An-Nasa’i dalam Isyratun Nisaa’, hadits no.292 dan Ibnu Hibban dari Anas dalam Shahihul Jami’, no.1775; As-Silsilah Ash-Shahihah no.1636]
Rumah adalah tempat menjaga diri dan keselamatan dari berbagai kejahatan dan menolak dari bahaya manusia lain; rumah adalah tempat perlindungan ketika terjadi fitnah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Beruntunglah orang yang menguasai lisannya dan lapang rumahnya serta menangis atas kesalahannya.”
[Hadits Hasan, diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jamul Ausath dari Tsauban dan terdapat dalam Shahihul Jami’, no.3824]
Dan baginda bersabda:
“Lima perkara yang barangsiapa mengerjakan salah satu daripadanya maka ia akan mendapat jaminan dari Allah. Iaitu : orang yang menjenguk orang sakit, orang yang pergi berperang, atau orang yang masuk kepada pemimpinnya dengan maksud menegurnya atau mengingatkannya, atau dia duduk di rumahnya sehingga orang-orang selamat dari (ganggguan)nya dan ia selamat dari (gangguan) mereka."
[Hadits riwayat Ahmad (5/241)]
Dan baginda bersabda:
“Keselamatan seseorang dalam fitnah iaitu dia sentiasa mendiami rumahnya.”
[Hadits Hasan, diriwayatkan oleh Ad-Dailami dalam Musnadul Firdaus dari Abu Musa; terdapat dalam Shahihul Jami’ no.3543, dan lafazh dalam Sunan oleh Ibnu Abi ‘Ashim, no.1021. Dalam takhrij ia mengatakan: “Hadits ini shahih."]
Orang muslim akan merasakan faedah ini ketika ia dalam keadaan terasing, saat dia tidak mampu mengubah kemungkaran-kemungkaran yang ada, maka dia memiliki tempat berlindung ketika kembali ke rumahnya. Rumah itu akan menjaga dirinya dari perbuatan dan pandangan yang dilarang, menjaga isterinya dari tabarruj (mempamerkan kecantikan dan hiasan) serta menjaga anak-anaknya dari teman-teman yang jahat.
• Sesungguhnya sebahagian besar manusia menggunakan waktunya di dalam rumah, terutama pada musim panas dan dingin yang menyengat, pada musim hujan, permulaan dan akhir siang, ketika selesai dari kerja atau sekolah, kerana waktu-waktu tersebut semestinya digunakan dalam
ketaatan, jika tidak tentu akan habis untuk melakukan hal-hal yang dilarang.
• Ini yang terpenting, bahawa memberikan perhatian terhadap rumah merupakan cara yang paling berkesan untuk membangun masyarakat muslim. Kerana sebuah masyarakat ini terdiri dari rumah-rumah.
Rumah-rumah adalah unsur dasar suatu masyarakat. Rumah-rumah itu membentuk suatu perkampungan dan perkampungan-perkampungan itu adalah masyarakat. Jika unsur dasarnya baik, nescaya akan kuatlah masyarakat kita dengan hukum-hukum Allah, tegar dalam menghadapi musuh-musuh Allah, memancarkan kebaikan dan tidak menimbulkan kejahatan. Dari sebuah rumah yang Islami akan lahir tunjang-tunjang pembaikan dalam masyarakat, berupa pendakwah-pendakwah yang teladan, penuntut ilmu, mujahid yang sesungguhnya, isteri yang solehah, ibu yang penyayang dan lain-lain jenis pembaharu.
Jika sedemikian penting permasalahan tersebut, sementara rumah-rumah kita penuh dengan kemungkaran dan kelalaian, meremehkan dan melampaui batas, maka dari sini timbul tanda tanya besar:
"Apakah Cara-Cara Untuk Memperbaiki Rumahtangga Muslim?"
Kepada para pembaca, penulis memberikan jawabannya, nasihat-nasihat dalam persoalan ini, mudah-mudahan Allah memberi manfaat kepada kita dengannya, dan mudah-mudahan Allah mengarahkan semangat putera-puteri Islam untuk membawa risalah (tugas) perbaikan rumah Islami dari awal. Nasihat ini (ditulis) bertujuankan dengan dua faktor, (iaitu) memperoleh maslahat (kebaikan) yakni dengan (melaksanakan) amar ma’ruf atau mencegah kerosakan yakni menghilangkan kemungkaran. Semoga bermanfaat.
P/S: Bersambung....
P/S: Bersambung....
0 comments:
Post a Comment