Hatiku ini menangis, fikiran pun menjadi kusut, jiwa ini tertanya-tanya: "Apakah aku berhasil membentuk apa yang dinamakan Taqwa dalam diri ini, setelah mana sebulan lamanya menghadapi madrasah ramadhan? Entahlah... jiwa ini merasakan seolah-olah tiada peningkatan kualitas keimanan... bahkan, Na'uzubillah min dzaa-lik, terasa macam iman ini semakin hari semakin menurun... aku gagal memanfaatkan sepenuhnya ramadhan kali ini... Astaghfirullah wa atuubu ilayhi (aku memohon keampunanMu ya Allah dan aku bertaubah kepadaNya -dari segala dosa-dosaku- )..."
Namun, aku tetap mengharapkan amalanku sebelum-sebelum ini diterimaMu ya Allah...
Namun, aku tetap mengharapkan amalanku sebelum-sebelum ini diterimaMu ya Allah...
"Apabila para Sahabah Rasulullah SAW bertemu di Hari Raya, mereka saling mengucapkan Taqabba Allahu Minna wa Minkum (Semoga Allah menerima amalan kami dan amalan kamu)."
(Rujuk Fath al-Baari Syarh Shahih al-Bukhari, al-Hafizh Ibn Hajar al-Asqalani, m/s 270-271. Menurut beliau hadits ini berstatus Hasan)[1]
(Rujuk Fath al-Baari Syarh Shahih al-Bukhari, al-Hafizh Ibn Hajar al-Asqalani, m/s 270-271. Menurut beliau hadits ini berstatus Hasan)[1]
Renungilah duhai Ikhwati kisah yang diceritakan oleh Pak HAMKA ini:
Seorang teman bertanya: "Bukankah esok Hari Raya? Mana baju rayamu?"
Aku menjawab: "Pakaianku sangat indah. Pemberian daripada kecintaanku. 2 helai baju, yakni kemiskinan dan kesabaran... Pakaian apakah yang lebih indah di Hari Raya, daripada pakaian pemberian kekasih?
...tidak ada ertinya hari raya bagiku, hai Kekasih, kalau CahayaMu tak bersinar di sana. Tak ada Hari Raya, bila Engkau terlepas dari ingatanku...
Patutkah aku disebut seorang yang setia, kalau ada wajah lain yang ku lihat selain WajahMu?..." [2]
Aku menjawab: "Pakaianku sangat indah. Pemberian daripada kecintaanku. 2 helai baju, yakni kemiskinan dan kesabaran... Pakaian apakah yang lebih indah di Hari Raya, daripada pakaian pemberian kekasih?
...tidak ada ertinya hari raya bagiku, hai Kekasih, kalau CahayaMu tak bersinar di sana. Tak ada Hari Raya, bila Engkau terlepas dari ingatanku...
Patutkah aku disebut seorang yang setia, kalau ada wajah lain yang ku lihat selain WajahMu?..." [2]
Rujukan:
[1]Mohd Yaakub Mohd Yunus, Menyambut Ramadhan dan Aidilfitri Menurut Sunnah Rasulullah SAW, Karya Bestari, m/s 137-138.
[2]Prof. Dr Haji Abdul Malik Abdul Karim Amrullah (HAMKA), Tasawwuf Modern, Pustaka Nasional, m/s ...
P/S: Terlewat mengucapkan selamat Hari Raya kerana line internet di rumah sangat perlahan, jadi bila pulang ke kampus baru ler dapat online. Kisah yang diceritakan Pak HAMKA di atas telahpun saya baca 3 tahun yang lepas, karyanya Tasawwuf Modern merupakan satu tulisan yang amat baik, malangnya buku yang saya miliki tersebut telah dicuri bersama puluhan koleksi buku-buku yang lain ketika cuti semester tahun pertama saya melangkah ke alam Universiti...
[2]Prof. Dr Haji Abdul Malik Abdul Karim Amrullah (HAMKA), Tasawwuf Modern, Pustaka Nasional, m/s ...
P/S: Terlewat mengucapkan selamat Hari Raya kerana line internet di rumah sangat perlahan, jadi bila pulang ke kampus baru ler dapat online. Kisah yang diceritakan Pak HAMKA di atas telahpun saya baca 3 tahun yang lepas, karyanya Tasawwuf Modern merupakan satu tulisan yang amat baik, malangnya buku yang saya miliki tersebut telah dicuri bersama puluhan koleksi buku-buku yang lain ketika cuti semester tahun pertama saya melangkah ke alam Universiti...
0 comments:
Post a Comment